Related Articles
Siapa yang tidak kenal legenda Malin Kundang. Cerita rakyat dari ranah Minangkabau ini telah dikisahkan turun temurun kepada anak-anak.
Legenda Malin Kundang mengajarkan kepada anak agar tidak durhaka kepada orang tua terutama ibu. Pelengkap legenda ini bahkan masih bisa dikunjungi di Pantai Air Manis, Padang.
Ternyata tidak hanya Malin Kundang, di beberapa daerah di Indonesia juga terdapat kisah yang mirip. Anda dapat menceritakannya kepada Ananda.
Legenda Dampo Awang dari Jawa Timur
Cerita rakyat Dampo Awang terkenal di hampir seluruh wilayah Jawa Timur. Kisah ini pun didongengkan turun-temurun. Sebagian besar masyarakat Jawa Timur terutama Lasem percaya Dampo Awang bukanlah penduduk asli Indonesia.
Dia adalah pemuda dari keluarga keturunan Tionghoa yang telah lama bermukim di Lasem. Kisahnya juga memberi pesan moral tentang adab terhadap keluarga.
Dikisahkan, Dampo Awang adalah anak sulung dari tiga bersaudara. Adik-adiknya bernama Dampo Awung dan Dampo Awing. Bersama Mai Lae sang ibu, keempatnya hidup dalam kekurangan namun saling menyayangi.
Suatu hari Dampo Awang meminta izin untuk pergi merantau. Berbekal cincin dari sang ibu berangkatlah dia ke luar pulau.
Dengan sikap kerja keras dan pantang menyerahnya, Dampo Awang sukses menjadi saudagar di perantauan. Setelah dua puluh tahun, Dampo Awang kembali ke Lasem, daerah asalnya.
Seperti halnya kisah Malin Kundang, Dampo Awang tidak mau mengakui sang ibu sebagai orang tuanya. Dia juga mengingkari Dampo Awing dan Dampo Awung sebagai adiknya.
Dengan sedih dan murka sang ibu meninggalkan dermaga. Tak lama kemudian Dampo Awang dan rombongannya kembali berlayar. Namun badai dan ombak besar menerjang kapalnya hingga karam di lautan.
Legenda Pulau Si Dedap dari Riau
Kisah ini sangat terkenal di Provinsi Riau dan Kepulauan Riau. Pulau si Dedap bahkan menjadi objek wisata yang terkenal hingga saat ini. Tepatnya di Kabupaten Kepulauan Meranti.
Si Dedap dan ibunya dikisahkan tinggal di desa tepi pantai. Singkat cerita, setelah bertahun-tahun merantau Dedap berhasil dan menjadi saudagar kaya raya.
Suatu hari kapal dagangnya yang sedang melaut untuk berniaga singgah di desa tempatnya lahir. Dedap dan puluhan anak buahnya menjadi buah bibir penduduk desa.
Sang ibu yang mendengar kabar itu segera menyusul anaknya. Namun siapa sangka Dedap justru mengusir dan tak mengakuinya sebagai orang tua.
Dalam kesedihan dan kemarahan, sang ibu menyumpahi Dedap agar tenggelam di lautan. Kapal Dedap akhirnya karam diterjang badai dan berubah menjadi pulau kecil di Selat Bengkalis.
Legenda Pulau Pasumpahan dari Sumatera Barat
Tidak hanya Malin Kundang, ternyata Sumatera Barat juga memiliki kisah lain tentang anak yang durhaka. Salah satunya adalah legenda si Boko di Pulau Pasumpahan dan beberapa pulau kecil lainnya.
Setelah diizinkan merantau oleh sang ibu, berangkatlah Boko. Di pulau seberang, dia bekerja dengan rajin hingga berhasil menjadi saudagar yang kaya.
Suatu hari kapal dagangnya yang besar melintasi pantai Sumatera Barat dan merapat di dermaga desanya dahulu. Sang ibu yang mendengar anaknya pulang segera menyusul, namun Boko tidak mau mengakuinya sebagai orang tua.
Ibu Boko lantas naik ke kapal anaknya dan memeluk Boko. Saat itu kapal Boko yang besar sudah mulai berlayar.
Melihat anaknya yang durhaka, sang ibu menjadi murka. Dengan lantang dia bersumpah akan melihat Boko dan seluruh hartanya tenggelam di lautan.
Badai pun menenggelamkan kapal si Boko. Setelah badai reda, muncul daratan baru yang disebut Pulau Pasumpahan. Pulau-pulau kecil disekitarnya dipercaya adalah harta perniagaan Boko yang tertumpah dari kapal.
Itulah tiga legenda yang mirip dengan kisah Malin Kundang. Anda dapat mengisahkan cerita rakyat ini kepada anak untuk memberikan berbagai nilai positif. Anda pun dapat membaca dongeng rakyat lainnya di wisatawan.id. Selamat mendongeng.
