Home / Uncategorized / Peran Produk Olahan Sabut Kelapa untuk Kesejahteraan Rakyat Indonesia

Peran Produk Olahan Sabut Kelapa untuk Kesejahteraan Rakyat Indonesia

Peran Produk Olahan Sabut Kelapa – Tanaman kelapa merupakan salah satu tanaman perkebunan di Indonesia yang memiliki potensi tinggi untuk dikembangkan. Bagi masyarakat Indonesia, kelapa ini memiliki peran dalam kehidupan dari bidang ekonomi, sosial dan juga budaya.

Sampai dengan tahun 2010 luas areal tanaman kelapa tercatat hampir 4 ribu hektar dan didominasi oleh perkebunan rakyat. Kelapa dikelompokkan dalam dua jenis yaitu jenis kelapa genjah dan kelapa dalam.

Kelapa genjah bisa berbuah pada umur 3 – 4 tahun dan mampu berproduksi hingga tanaman kelapa genjah berumur 30 – 40 tahun. Sedangkan kelapa dalam mampu berbuah saat berumur 8 – 10 tahun dan mampu berproduksi hingga tanaman berumur hingga 60 – 80 tahun.

Peran Produk Olahan Sabut Kelapa untuk Kesejahteraan Masyarakat Indonesia

peran produk olahan sabut kelapa

Pengolahan hasil komoditas kelapa masih dalam lingkup hasil primernya, baik dalam bentuk kelapa segar maupun kopra untuk bahan baku pembuatan minyak kelapa. Upaya mengembangkan pemanfaatan produk sampingan dan limbah kelapa masih sangat kecil, padahal hasilnya bisa meningkatkan nilai jual yang pada akhirnya mampu meningkatkan pendapatan petani kelapa.

Pengolahan sabut kelapa pada umumnya dilakukan melalui dua cara, yaitu retting dan milling. Proses retting memerlukan waktu selama kurang lebih 4 – 12 bulan, hasil yang diperolah serat yang baik, panjang dan putih bersih.

Proses milling dibagi lagi menjadi dua, yaitu wet-milling dan dry-milling. Teknik wet-milling memerlukan waktu 1 – 6 minggu menghasilkan serat yang pendek dan berwarna kecoklatan.

Sedangkan cara dry-milling tanpa dilakukan proses perendaman atau hanya dibasahi air secukupnya saja, menghasilkan serat yang pendek, kasar dan berwarna kecoklatan.

Warna sabut kelapa yang kecoklatan dipengaruhi oleh senyawa tanin. Selain menghasilkan warna kecoklatan, juga menyebabkan tampilan sabut kasar dan kaku. Untuk menghasilkan serat yang putih dan bersih dapat dilakukan dengan proses bleaching menggunakan lrutan pengelantang yagn mampu melarutkan tanin acid.

Peran Produk Olahan Sabut Kelapa menjadi Jaring Serat Kelapa (Cocomesh) untuk Reklamasi Lahan Bekas Tambang

peran produk olahan sabut kelapa

Pertambangan menjanjikan pendapatan finansial yang sangat tinggi, sehingga banyak pengusaha memilih untuk melakukan eksploitasi SDA mineral, seperti batubara, emas, nikel dan timah. Fenomena tersebut semakin menggeser ketersediaan lahan untuk kegiatan pertanian dan perkebunan.

Lahan bekas tambang batubara memiliki kepadatan tinggi dan kurang subur karna adanya bahan – bahan timbunan yang berasal dari lapisan bawah tanah.  Lalu lintas alat berat selama penambangan dan penimbunan juga berperan besar dalam menghasilkan tahan yang padat dan penutupan pori-pori tanah.

Usaha reklamasi lahan wajib memperhatikan kontur tanah yang terbentuk setelah kegiatan penambangan. Untuk mengurangi panjang lereng, penimbunan harus dibuat dengan bentuk terasering dengan menggunakan jaring dari serat sabut kelapa (cocomesh)

Cocomesh berasal dari bahan serat alami sehingga dapat terurai dan menjadi humus, murah, kuat dan tahan lama. Kemampuan cocomesh dalam menyerap dan menyimpan air memperkecil terjadinya fenomena erosi tanah timbunan.

Manajemen top-soil bisa dilakukan dengan memberikan bahanamelioranseperti bahan organik, kapur dolomit, gipsum, dan abu batu bara mampu memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah. Tanamanpenutup tanah jenis rumput dan legum mampu mengendalikan erosi dan aliran permukaan.

Tanaman legum yang bisa digunakan antara lain Centrosema pubescens, Peuraria javanica dan Calopogonium mucunoides. Sedangkan jenis rumput yang bisa digunakan antara lain Vetiveria zizanoides, Paspalum sp., Brachiaria decumbens dan Panicum maximum.

Di Indonesia sendiri sudah banyak sekali yang jual cocomesh, karna produk ini sangat menguntungkan dan efisien menghijaukan kembali lahan-lahan bekas pertambangan. Bisnis jual cocomesh juga menjadi salah satu mata pencaharian rakyat desa di Indonesia yang cukup menguntungkan.

Pupuk Organik Berbahan Dasar dari Sabut Kelapa (Cocopeat)

Pemanfaatan lahan – lahan marginal menjadi alternatif pemenuhan kebutuhan lahan produktif yang semakin tergeser oleh perumahan dan industri pabrik. Lahan marginal dikenal sebagai lahan dengan kondisi fisik dan kimia yang tidak mendukung untuk diusahakan sebagai areal budidaya tanpa perlakuan dan masukan yang memadai.

Pengelolaan bahan organik dapat dilakukan dengan memperbaiki tingkat kesuburan tanah, peningkatan efisiensi pupuk dan juga peningkatan produktifitas tanaman. Pertanian organik menjadi suatu pilihan tepat dalam upaya perbaikan kualitas kesuburan tanah.

Pertanian organik modern menggunakan bahan senyawa kimia sintesis. Pengembangan pertanian organik didasarkan pada prinsip kesehatan, keadilan, ekologi dan perlindungan.

Pempukan menjadi salah satu unsur usaha tani yang mampu meningkatkan hasil produktifitas tanaman. Penggunaan pupuk organik dirasa lebih murah dan mudah didapatkan oleh petani, Pupuk organik berdasarkan bentuknya, dibedakan menjadi dua macam yaitu pupuk organik padat dan juga pupuk organik cair.

Pemanfaatan limbah pertanian sebagai bahan pembuatan pupuk organik perlu disosialisasikan pada para petani secara intensif. Salah satu limbah pertanian yang memiliki potensi tinggi untuk dikembangkan sebagai bahan pembuatan pupuk organik adalah sabut kelapa.

Kandungan Unsur Kimia Dalam Sabut Kelapa

Sabut kelapa mengandung unsur kimia karbon sehingga dapat dijadikan bahan karbon aktif. Sedangkan kandungan unsur K2O di dalam abu sabut kelapa adalah sebesar 10,25 %.

Secara alami bahan-bahan organik akan mengalami penguraian di alam dengan dibantu mikroba maupun biota tanah lainnya. Namun proses pengomposannya ini telah banyak dikembangkan teknologi pengomposan. Baik metode pengomposan dengan teknologi yang sederhana, sedang atau teknologi tinggi.

Pada prinsipnya pengembangan teknologi pengomposan didasr pada proses penguraian bahan organik secara alami. Proses penguraian dioptimalkan sehingga pengomposan dapat berjalan dengan lebih cepat dan efisien. Teknologi pengomposan saat ini menjadi sangat penting terutama untuk mengatasi permasalahan limbah organik, seperti untuk mengatasi masalah sampah di kota – kota besar, serta limbah pertanian,  limbah organik industri dan perkebunan.

Teknologi pengomposan sampah sangat beragam, baik secara aerobik maupun anaerobik, dengan atau tanpa aktivator. Aktivator pengomposan yang sudah banyak digunakan antara lain PROMI (Promoting Microbes), OrgaDec, SuperDec, ActiComp, BioPos, EM4, Green Phoskko Organic Decomposer dan SUPERFARM (Effective Microorganism) atau menggunakan cacing untuk mendapatkan kompos. Setiap aktivator memiliki keunggulannya masing – masing.

Papan Partikel yang Terbuat dari Bahan Serat Kelapa

Sabut kelapa adalah salah satu bahan yang berlignoselulosa yang bisa digunakan sebagai alternatif bahan baku papan partikel. Sabut kelapa sendiri terdiri dari dua bagian, yaitu kulit luar yang tahan air dan bagian yang berserap atau mesocarp.

Komposisi kandungan sabut

Sabut kelapa merupakan salah satu bahan mengandung lignolulosa yang dapat digunakan
sebagai alternatif bahan baku papan partikel (Gambar 3). Sabut kelapa terdiri dari dua bagian,
yaitu kulit luar yang tahan air dan bagian yang berserat (mesocarp).

Dilihat dari ukuran dan bentuk serat terlihat ada tiga jenis :

  1. Serat yang terdapat pada dekat kulit luar sabut, serat halus, lurus dan panjang, dikenal sebagai “yarn fiber”.
  2. Fiber yang berada dekat dan melekat pada tempurung kelapa, serat keriting, panjang, dikenal sebagai “bristle fiber”.
  3. Serat yang berada dekat dan melekat pada tempurung sekitar mata tumbuh, serat pendek, halus dan dikenal sebagai “Mattrass fiber”.

Teknologi pengolahan sabut kelapa menjadi papan partikel telah banyak dilakukan riset. Proses pembuatannya dimulai dari memotong sabut kelapa menjadi partikel dengan ukuran kurang lebih 5 cm secara manual dan akhirnya disaring untuk memperoleh ukuran partikel yang seragam.

Berdasarkan beberapa riset yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa nilai sifat fisis dan mekanis papan partikel sabut kelapa sebagian besar memenuhi standar JIS A 5908 – 2003, akan tetap nilai pengembangan tebal.

Nah seperti itu saja Peran Produk Olahan Sabut Kelapa untuk Kesejahteraan Masyarakat Indonesia. Ada beberapa jenis produk olahan dari sabut kelapa yang memiliki peran besar mendukung ekonomi, sosial dan budaya masyarakat Indonesia. Semoga kamu bisa paham ya! Terima kasih.

About Pher jaya

Check Also

AGEN PERMAINAN JUDI BOLA TERBAIK DI INDONESIA

Slot mpo terpercaya ialah salah satu tipe game judi online terbaik di Indonesia yang akan membagikan …