Home / News / Benarkah Aroma Interior Mobil Baru Bisa Sebabkan Kanker ?

Benarkah Aroma Interior Mobil Baru Bisa Sebabkan Kanker ?

Sebuah penelitian dari Universitas California Riverside di Amerika Serikat mendapatkan bahwa aroma khas dari di dalam kabin mobil baru berpotensi memiliki kandungan karsinogen penyebab kanker.

Studi terbaru yang dirilis di dalam jurnal Environment International itu mendapatkan bahwa orang yang mengemudi mobil baru mereka selama lebih dari 20 menit per hari, memiliki risiko terpapar karsinogen lebih tinggi.

Aroma dari di dalam kabin mobil baru yang khas merupakan bau yang dikeluarkan dari bermacam tipe komponen interior, jikalau plastik terhadap dashboard dan trim pintu, perekat, busa sampai bahan sintetis pelapis jok yang dibuat lewat bermacam sistem kimia.

Bahan kimia yang tetap melekat terhadap komponen secara perlahan-lahan mampu terlepas lewat udara, kemudian terhirup pengemudi dan penumpang mobil.

“Bahan kimia itu terlalu gampang menguap, bergerak gampang dari plastik dan tekstil ke udara yang Anda hirup,” kata ahli toksikologi lingkungan University California Riverside, David Volz yang terlibat di dalam penulisan jurnal tersebut, dilansir ultrasindo dari USA Today, Senin (22/2/2021).

Senyawa kimia yang menguap itu semakin gampang terhirup jikalau berada di di dalam ruang tertutup, jikalau di dalam kabin mobil, agar tidak benar satu usaha menghindar adalah dengan lebih sering terhubung kaca jendela dan membebaskan udara bersirkulasi.

Menghabiskan Waktu di Kendaraan


Penelitian itu dibuat sebagai alternatif karena banyak periset lebih fokus terhadap paparan polusi luar ruangan. Sedangkan studi polusi di dalam ruangan lebih banyak berfokus terhadap lingkungan kerja, padahal banyak orang yang menggunakan waktu untuk pergi dan pulang selama puluhan menit di di dalam mobil.

Peneliti menjelaskan ada dua senyawa berbahaya yang mengintai pengguna mobil baru pada lain benzena dan formaldehida. Benzena digunakan terhadap karet dan pewarna tetapi formaldehida dipakai terhadap karpet dan cat.

“Studi kami menyebabkan kekuatiran perihal potensi risiko menghirup benzena dan formaldehida bagi orang-orang yang menggunakan banyak waktu di di dalam kendaraan mereka. Masalah utamanya adalah terhadap area lalu lintas padat karena orang-orang itu memiliki waktu perjalanan yang lebih lama,” kata peneliti.

Kendati demikian, bukan artinya tiap tiap orang yang memanfaatkan mobil baru akan terkena kanker, karena potensi risiko terkait terhadap seberapa banyak dan seberapa sering orang berikut menghirup senyawa berbahaya itu.

Faktor lain yang jadi pertimbangan adalah risiko kanker terhadap pengguna mobil mampu diperkuat karena style hidup buruk, kurang olahraga, obesitas dan pola tidur yang keliru. Tidak semata karena paparan karsinogen di di dalam mobil.

About Pher jaya

Check Also

Gambar Jersey Kit DLS Persija Jakarta

Persija jakarta adalah termasuk ke dalam salah satu klub yang belum pernah terdegradasi semenjak berdirinya …